Hajirah (34) asal Manado, Sulawesi Utara sebelum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Kota Bekasi, sempat dievakuasi oleh para relawan. Setelah mendapat laporan dari kader Posyandu di mana hajirah ditemukan terkapar sakit di rumah tak berpenghuni, kawasan kompleks Taman Pulo Permatasari (PPS) RT 01 RW 19, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, pada Selasa (19/3/2019).Keesokan harinya Rabu (20/3/2019) sinergitas relawan URC Pekayon Jaya, Infra OSCAR Kemanusiaan dan Dinsos Kota Bekasi mendampingi pasien Hajirah, karena tak secuilpun ditemukan identitas.

Dikala sakit dan meregang nyawa hingga dicabutnya roh dari jasadnya, tak seorang pun keluarga mendampinginya. Tepatnya pada Selasa dini hari (26/3/2019) jam 02.30 WIB Hajirah menghembuskan nafas terakhir, di balik penyakit TB Paru yang menderanya.

Baca juga:  Dari 2,5 Juta Pengidap Hepatitis C di Indonesia, Hanya 3.000 yang Mau Diobati

“Miris sekali, seharusnya empati terbesar datang dari keluarga inti, di saat beliau (Hajirah,red) sepertinya sedang membutuhkan orang untuk sharing feeling dari masalah yang beliau alami. Saat masalah kehidupan disikapi dengan putus asa, maka justru akan berbalik, jadi aura negatif, buat kondisi kesehatan beliau,” jelas Evan relawan senior dari Pandora Kota Bekasi antusias.

Sejak dirawat di RSUD Kota Bekasi, para relawan silih berganti empati menyambangi Hajirah. Hajirah kerap mengabaikan makan dan obatnya, ironisnya lagi seharian jatah makan dan obat tak disentuhnya.

Sumber: Megapolindonesia

Leave a Reply